BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Guru sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran, dan
kedudikan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan yaitu menciptakan
insan Indonesia cerdas dan kompetitif. Oleh karena itu dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menghendaki bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan kegiatan guru secara
terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif,
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar (Dimyati dan Mudjiono,
2009:297).
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Pasal 42
(1) menyatakan bahwa “Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang
meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber
lainnya, bahan-bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan”. Kedudukan alat
peraga merupakan bagian dari sarana yang wajib dimiliki oleh setiap satuan
pendidikan. Sedangkan kedudukan alat peraga terkait dengan komponen metode
mengajar merupakan salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru
dengan peserta didik (atau siswa) di lingkungan belajarnya. Hal ini dikarenakan
obyek dalam pembelajaran matematika yang berupa fakta, konsep, prinsip dan
skill/keterampilan merupakan benda pikiran yang sifatnya abstrak dan tidak
dapat diamati dengan pancaindera. Oleh karena itu wajar apabila pada umumnya
matematika tidak mudah dipahami oleh kebanyakan siswa. Untuk mengatasi hal
tersebut, maka dalam mempelajari suatu obyek dalam pembelajaran matematika
diperlukan pengalaman melalui benda-benda nyata (konkrit) yaitu alat peraga
yang dapat digunakan sebagai jembatan bagi siswa untuk berpikir abstrak. Konsep
abstrak matematika yang disajikan dalam bentuk konkret akan lebih dapat
dipahami dan dimengerti oleh siswa. Kegiatan belajar mengajar yang menggunakan
aalat peraga sangat besar artinya bagi keberhasilan belajar siswa. Diharapkan
dengan menggunakan alat peraga siswa dapat melihat, meraba, mengungkapkan
dengan memikirkan secara langsung obyek yang sedang mereka pelajari. Sehingga
konsep abstrak yang sedang dipelajari dapat mengendap, melekat dan tahan lama
dibenak pikiran siswa. Penggunaan alat peraga dapat dikaitkan dengan aspek
penanaman konsep, pemahaman konsep serta pembinaan keteramilan dan juga meningkatkan
motivasi siswa.
Berdasarkan hal tersebut jabatan guru sebagai profesi harus
selalu terpogram dan berkelanjutan. Pengembangan keprofesian berkelanjutan
(PKB) yang memang merupakan salah satu kegiatan yang dirancang untuk mewujudkan
terbentuknya guru yang profesional. Salah satu jenis kegiatan PKB adalah
melaksanakan karya inovatif.
Karya inovatif yang dimaksud dalam laporan ini adalah
membuat/memodifikasi alat pelajaran/ peraga/ praktikum. Ilmu Fisika merupakan
cabang sains yang membutuhkan kompetensi dalam bentuk audio, visual dan
keterampilan dalam memahaminya. Menyadari akan kendala yang ada, maka penulis
mencoba membuat alat peraga sederhana dalam memahami materi Induksi
Elektromagnetik.
B.
Tujuan
Adapun tujuan kegiatan pembuatan alat peraga sederhana ini adalah
untuk meningkatkan kompetensi penulis
sebagai guru, baik kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, maupun
kompetensi sosial, juga mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami
induksi elektromagnetik.
C.
Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan pengembangan diri ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih efektif dalam
memahami proses terbentuknya Induksi elektromagnetik.
2. Bagi Guru
Hasil pengembangan karya inovatif ini diharapkan dapat
memberikan alternatif dalam penyajian media dalam pembelajaran yang dekat
dengan aktivitas siswa, membantu dan mempermudah guru dalam melaksanakan
pembelajaran dikelas sesuai dengan kurikulum 2013.
3. Bagi Sekolah
Hasil pengembangan karya inovatif ini diharapkan dapat
menjadi masukan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pada
pelajaran fisika.
4. Bagi Guru Lain
Hasil pengembangan karya inovatif ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan media pembelajaran serta
menjadi referensi atau pilihan bagi pihak yang berkepentingan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan
untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis
(Majid, 2012:173). Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat,
maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai siswa dan digunakan dalam proses pembelajaran
dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran (Prastowo,
2011:17). Darmadi (Yulianty, 2010) menyatakan bahwa bahan ajar secara garis
besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari
siswa dalam mencapai kompetensi yang telah ditentukan dengan demikian
pembelajaran melalui bahan ajar memungkinkan seorang peserta didik mampu
mencapai tujuan pembelajaran dan menguasai kompetensi yang ditetapkan.
Dari beberapa pandangan mengenai pengertian bahan ajar
tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan berupa
seperangkat materi yang disusun secara sistematis yang dapat membantu guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dan kompetensi
yang ditetapkan.
Rowntree (Hermansyah,
2012) memiliki sudut pandang yang berbeda dalam hal pengelompokkan jenis bahan
ajar. Bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok berdasarkan
sifatnya, yaitu:
1. Bahan
ajar berbasiskan cetak, seperti buku, pamplet, panduan belajar siswa, bahan
tutorial, buku kerja siswa, peta, charts, foto, bahan dari majalah dan koran, dan
lain-lain.
2. Bahan
ajar berbasis teknologi, seperti audiocassette,
siaran radio, slide, filmstrips, siaran televisi, dan video
interaktif.
3. Bahan
ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek, seperti kit sains, alat peraga,
4. lembar
observasi, lembar wawancara, dan lain-lain
5. Bahan
ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia (terutama dalam
pendidikan jarak jauh), seperti telepon dan video
conferencing.
Berdasarkan pihak-pihak yang menggunakan bahan ajar,
fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi guru dan
fungsi bagi siswa (Prastowo, 2011: 24).
Fungsi
bahan ajar bagi guru, antara lain:
a.
Menghemat waktu pendidik dalam mengajar
b.
Mengubah peran pendidik dari seorang
pengajar menjadi seorang fasilitator
c.
Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif
d.
Sebagai pedoman bagi pendidik yang akan
mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan
substansi kompetensi yang semestinya diajarkan kepaada peserta didik
e.
Sebagai alat evaluasi pencapaian atau
penguasaan hasil pembelajaran.
Fungsi
bahan ajar bagi siswa, antara lain:
a.
Siswa dapat belajar tanpa harus ada guru
atau siswa yang lain
b.
Siswa dapat belajar kapan saja dan di
mana saja ia kehendaki
c.
Siswa dapat belajar sesuai kecepatannya masing-masing
d.
Siswa dapat belajar menurut urutan yang
dipilihnya sendiri
e.
Membantu potensi siswa untuk menjadi
pelajar/mahasiswa yang mandiri
f.
Sebagai pedoman bagi siswa yang akan
mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan
substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasainya.
Dengan
demikian fungsi bahan ajar yaitu sebagai pedoman bagi guru dalam mengarahkan
kegiatan pembelajaran, sebagai pedoman bagi siswa terhadap kompetensi yang
harus dikuasai, dan sebagai alat evaluasi pembelajaran. Melalui bahan ajar guru
akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa lebih terbantu dan
mudah dalam belajar.
2.2 Pentingnya Alat Peraga
Pengertian
Alat Peraga Media pembelajaran adalah suatu alat yang dapat membantu siswa
supaya terjadi proses belajar. Dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan
1. siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman nyata sehingga materi
pembelajaran mudah dipahami, 2. dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, 3.
dapat mendorong siswa mengingat apa yang sudah dipelajari. Menurut
Estiningsih(1994) alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau
membawakan cirri-ciri dari konsep yang dipelajari. Fungsi utama dari alat
peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari konsep, agar siswa mampu
memahami arti dari konsep tersebut. Dengan melihat, meraba, memanipulasi
obyek/alat peraga maka siswa mempunyai pengalaman dalam kehidupan sehari-hari
tentang arti dari suatu konsep. Contoh dari alat peraga Papan tulis, buku
tulis, daun pintu yang berbentuk persegi panjang dapat berfungsi sebagai alat
peraga pada saat guru membelajarkan mengenai konsep materi geometri datar,
sedangkan pensil, kapur, lidi dapat berfungsi sebagai alat peraga pada saat
memperkenalkan bilangan kepada siswa dengan cara membilang banyaknya anggota
dari kelompok benda, sehingga pada akhir membilang akan ditemukan bilangan yang
sesuai dengan kelompok benda tersebut.
Banyak orang memandang bahwa fisika merupakan mata pelajaran yang amat sulit, meskipun demikian semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari serta fisika merupakan ilmu pengetahuan yang merupakan dasar dalam mempelajari teknologi.
Banyak orang memandang bahwa fisika merupakan mata pelajaran yang amat sulit, meskipun demikian semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari serta fisika merupakan ilmu pengetahuan yang merupakan dasar dalam mempelajari teknologi.
2.2 ALAT PERAGA
Alat Peraga merupakan alat bantu
mengajar dalam melakukan interaksi dengan siswa dan untuk memudahkan pemahaman
siswa terhadap pelajaran yang harus dikuasai, yang pada akhirnya diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan alat peraga oleh guru
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.Merujuk keterangan tersebut, guru harus
senantiasa mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
dalam setiap pembelajarannya.
Kriteria alat peraga Beberapa kriteria pemilihan alat peraga
1. Alat peraga dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
diharapkan tercapai kompetensinya oleh siswa
2. Alat peraga dapat membantu memahami konsep materi
pembelajaran dan bukan sebaliknya
3. Alat peraga mudah diperoleh atau dibuat oleh guru
4. Alat peraga mudah penggunaannya
5. Alat peraga disesuaikan dengan tahap berpikir siswa
BAB III
LAPORAN KEGIATAN PEMBUATAN KARYA INOVATIF
Alat peraga yang digunakan terdiri
atas dua buah kumparan tembaga yang berfungsi untuk menunjukkan bahwa dalam
kawat berarus mampu menghasilkan medan magnet, dan medan magnet yang menembus
penampang kumparan secara tegak lurus mengakibatkan perubahan fluks sehingga
menghasilkan GGL induksi. Berikut rincian alat peraga dalam materi Induksi
Elektromagnetik.
1. Nama Alat :
Wireless
sebagai alat Induksi Elektromagnetik
2. Alat dan Bahan :
a) Kawat email
b) Solder
c) Timah
d) Cutter
e) Baterai 1,5V sebanyak 2 buah
f) Transistor
g) Resistor
h) Lampu led
3. Prosedur pembuatan alat :
a) Gulung kawat email tembaga pertama sebanyak
15 gulungan, lalu buatlah TAP kemudian lanjutkan gulungan kawat sebanyak 15
gulungan. Jangan lupa untuk mengupas ujung kawat menggunakan cutter.
b) Hubungan gulungan kawat pertama
tersebut dengan baterai 3V, transistor, resistor, serta LED menggunakan solder
pada kumparan kedua seperti pada lampiran I.
c) Gulung kawat email tembagakedua sebanyak
30 gulungan dengan diameter 5 cm lalu solder kedua ujung kawat yang telah
dikupas sambungkan dengan LED.
4. Penggunaan alat peraga :
a) Hubungkan kumparan pertama dengan
baterai
b) Dekatkan kumparan kedua dengan
kumparan pertama
c) LED pada kumparan kedua akan menyala
yang menandakan bahwa pada kumparan kedua timbul arus listrik yang disebut
sebagai arus induksi.
d) Foto penggunaan pada lampiran II.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga mampu meningkatkan kemampuan
pedagogik guru hal ini terlihat dengan kemampuan guru dalam mennciptakan
pengalaman belajar siswa dengan baik. Dari kegiatan
terlihat siswa sangat antusias melihat pembuatan dan penggunaaan alat peraga
wireless. Semakin dekat jarak antara kedua kumparan maka LED semakin terang.
Gambar 1. Alat –alat yang digunakan
Gambar 2. Diagram rangkaian wireless
Gambar 3. Bentuk gulungan kawat email
Gambar 4. Kumparan pertama
Gambar 5. Kumparan kedua
Lampiran II
Berikut
petunjuk penggunaan wireless.
Gambar 6. Kumparan kedua dijauhkan dari kumparan pertama
Gambar 7. Kumparan kedua didekatkan dengan kumparan pertama